Iqbal Anas

Kepala Sekolah SDIT Adzkia Bukittinggi Sumatera Barat...

Selengkapnya
Navigasi Web
Quo Vadis Sekolah di Tengah Pandemi Covid-19

Quo Vadis Sekolah di Tengah Pandemi Covid-19

 

Wacana pemerintah akan membuka kembali sekolah ditengah kondisi pandemic covid-19 yang masih sangat tinggi menyisakan kekhawatiran berbagai pihak. Pihak pertama yang banyak keberatan dengan wacana ini tentu saja para orang tua. Tentu kekhawatiran ini sangat beralasan sekali. Apalagi setelah Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) merilis poling terkait wacana ini, semakin menguatkan kekhawatiran ini. Setidaknya penulis melihat ada beberapa alasan yang melatar belakangi kekhawatiran ini:

 

Pertama, sekolah akan menjadi episentrum baru penyebaran virus covid-19. Hal ini bisa saja terjadi karena disekolah tempat berkumpulnya sejumlah orang dalam jumlah yang banyak dan dalam waktu yang cukup lama yaitu antara enam sampai delapan jam sehari. Interaksi yang cukup lama ini tentu saja berpotensi besar dalam proses penularan virus covid-19. Kekhawatiran terutama disekolah-sekolah setingkat taman kanak-kanak, sekolah dasar dan sekolah menengah pertama. Pada tingkatan ini dimana kesadaran akan bahaya virus covid-19 masih relative belum terbangun dengan baik.

 

Disamping itu anak-anak setingkat Taman Kanak-Kanak dan sekolah dasar memiliki tingkat interaksi fisik dan interaksi sosial antar sesama yang relative tinggi. Tentu hal ini sangat bertentangan dengan aturan fisical distancing dan social distancing (menjaga jarak) yang diterapkan. Belum lagi kesadaran anak-anak memakai masker yang juga sangat rendah dan cepat bosan, tentu saja menambah kekhawatiran sebagian pihak akan penyebaran virus covid-19 disekolah semakin tinggi.

 

Kedua, masih belum maksimalnya infrastruktur yang tersedia terutama disekolah-sekolah dalam penanggulangan penyebaran virus covid-19. Protocol kesehatan yang sudah dikeluarkan pemerintah dalam pencegahan penyebaran covid-19, belum dibarengi dengan ketersedian infrastrukturnya dilapangan.

 

Misalnya sesampainya anak disekolah, maka masker yang dibawa anak dari rumah diganti dengan masker yang disediakan sekolah. Ketika anak masuk gerbang sekolah dilakukan pengecekan suhu tubuh dengan thermometer gun, penyemprotan desinfektan untuk peralatan yang dibawa seperti tas dan sepatu, selanjutnya mencuci tangan dengan sabun, ketersediaan tempat-tempat pencucian tangan (westafel) beserta sabun dan tisunya. Setelah itu dalam proses belajar mengajar dikelas dilakukan pembatasan jarak antar siswa dengan siswa yang lain, dan selalu memakai masker. Tersedianya informasi yang cukup terkait bagaimana cara mencegah penularan virus covid-19. Tentu saja dilapangan (disekolah) ini harus terkelola dengan baik agar bisa berjalan efektif, jika tidak maka protocol kesehatan yang sudah direncanakan tidak akan berhasil dengan baik.

 

 Ketiga, jaminan dari pemerintah dan pihak sekolah akan keamanan dan keselamatan anak. Hal ini penting bagi orang tua yang akan mengantarkan anaknya kesekolah. Tentu saja orang tua butuh kepastian dan jaminan. Jika orang tua merasa tidak nyaman dan khawatir terhadap keselamatan anaknya, tentu ini akan berpengaruh kepada kepercayaan mereka mengantarkan anak kesekolah.

 

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

sudah berjalankah persiapan sarana dan pra sarana nya di sekolah bapak menuju tatanan baru ?

30 May
Balas



search

New Post